Senin, 14 Januari 2013

Kiansantang&lawan tanding

Memang banyak penulis sejarah kian santang dan pajajaran tapi sekilas yang saya tau tentang kiansantang di bawah ini., NAMA seseorang yang menjadi lawan tanding kiansantang adalah ALI (memang ada yang menyebut SAYIDINA ALI / SEH ALI) namun kalauditinjau masa tahunya sangat mustahil pertemuan antara Kiansantang dan Sayidinas Ali., NAH DI BAWAH INI SEKILAS SEJARAHNYA SELAMAT MEMBACA

Datang seorang kakek yang memberitahu bahwa orang yang dapat menandingi kegagahan Prabu Kiansantang itu adalah Ali, yang tinggal jauh di Tanah Mekah maka berangkatlah dia ke tanah Suci Mekah pada tahun 1348 Masehi. 


Setiba di tanah Mekah beliau bertemu dengan seorang lelaki yang disebut  Ali, namun Kiansantang tidak mengetahui bahwa laki-laki itu bernama  Ali. Prabu Kiansantang Setra menanyakan kepada laki-laki itu: "Kenalkah dengan orang yang namanya Ali?" Laki-­laki itu menjawab bahwa ia kenal, malah bisa mengantarkannya ke tempat  Ali. 

Sebelum berangkat laki-laki itu menancapkan dulu tongkatnya ke tanah, yang tak diketahui oleh kiansantang, Setelah berjalan beberapa puluh meter Ali berkata, "Wahai kiansantang  tongkatku ketinggalan di tempat tadi, coba tolong ambilkan dulu." Semula tidak mau namun  Ali mengatakan Kalau tidak mau ya tentu tidak akan bertemu dengan  Ali." 

Terpaksalah kiansantang kembali ketempat bertemu, untuk mengambilkan tongkat. Setibanya di tempat tongkat tertancap mencabut tongkat dengan sebelah tangan dikira tongkat itu akan mudah lepas. Ternyata tongkat tidak bisa dicabut malahan tidak sedikitpun berubah Sekali lagi dia berusaha mencabutnya, tetapi tongkat itu tetap tidak tercabut


Ketiga kalinya mencabut tongkat dengan sekuat tenaga dengan disertai tenaga bathin. Tetapi tidak kecabut, malahan kedua kaki kiansantang  amblas masuk ke dalam tanah, dan keluar pulalah darah dari seluruh tubuh kiansantang. 

Ali mengetahui kejadian itu, maka beliaupun datang, Setelah Ali tiba, tongkat itu langsung dicabut sambil mengucapkan Bismillah dan dua kalimat syahadat. Tongkatpun terangkat dan bersamaan dengan itu hilang pulalah darah dari tubuh kiansantang, merasa heran kenapa darah yang keluar dari tubuh itu tiba-tiba menghilang dan kembali tubuhnya sehat.
 

Dalam hatinya ia bertanya. "Apakah kejadian itu karena kalimah yang diucapkan oleh orang tua itu tadi?”. Kalaulah benar, kebetulan sekali, akan kuminta ilmu kalimah itu. Tetapi laki-laki itu tidak menjawab. Alasannya, belum masuk Islam. Kemudian mereka berdua berangkat menuju kota Mekah. Setelah tiba di kota Mekah, dijalan ada yang bertanya kepada laki-laki itu dengan sebutan  Ali. "Kenapa anda Ali pulang terlambat?”. kiansantang kaget mendengar sebutan Ali tersebut.
 

Ternyata laki-laki yang baru dikenalnya tadi namanya  Ali. Setelah Prabu Kiansantang meninggalkan kota Mekah untuk pulang ke Tanah Jawa (Pajajaran) dia terlunta-lunta tidak tahu arah tujuan, maka dia berpikir untuk kembali ke tanah Mekah lagi. Maka kembalilah Prabu Kiansantang dengan niatan akan menemui Ali dan bermaksud masuk agama Islam. Pada tahun 1348 Masehi Prabu Kiansantang masuk agama Islam, dia bermukim selama dua puluh hari sambil mempelajari ajaran agama Islam. Kemudian dia pulang ke tanah Jawa (Pajajaran) untuk menengok ayahnya Prabu Siliwangi dan saudara-saudaranya. Setibanya di Pajajaran dan bertemu dengan ayahnya, dia menceritakan pengalamannya selama bermukim di tanah Mekah serta pertemuannya dengan Ali. Pada akhir ceritanya dia memberitahukan dia telah masuk Islam dan berniat mengajak ayahnya untuk masuk agama Islam. Prabu Siliwangi kaget sewaktu mendengar cerita anaknya yang mengajak masuk agama Islam. Sang ayah tidak percaya, malahan ajakannya ditolak
 Tahun 1355 Masehi Prabu Kiansantang berangkat kembali ke tanah Mekah, jabatan kedaleman untuk sementara diserahkan ke Galuh Pakuan yang pada waktu itu dalemnya dipegang oleh Prabu Anggalang. Prabu Kiansantang bermukim di tanah Mekah selama tujuh tahun dan mempelajari ajaran agama Islam secara khusu. Merasa sudah cukup menekuni ajaran agama Islam, kemudian beliau kembali ke Pajajaran tahun 1362 M. 
Beliau berniat menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa. Kembali ke Pajajaran, disertai oleh Saudagar Arab yang punya niat berniaga di Pajajaran sambil membantu Prabu Kiansantang menyebarkan agama Islam. Setibanya di Pajajaran, Prabu Kiansantang langsung menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat, karena ajaran Islam dalam fitrohnya membawa keselamatan dunia dan akhirat. Masyarakat menerimanya dengan tangan terbuka. Kemudian Prabu Kiansantang bermaksud menyebarkan ajaran agama Islam di lingkungan Keraton Pajajaran.

Setelah Prabu Siliwangi mendapat berita bahwa anaknya Prabu Kiansantang sudah kembali ke Pajajaran dan akan menghadap kepadanya. Prabu Siliwangi yang mempunyai martabat raja mempunyai pikiran. "Dari pada masuk agama Islam lebih baik aku muninggalkan istana keraton Pajajaran". Sebelum berangkat meninggalkan keraton, Prabu Siliwangi merubah Keraton Pajajaran yang indah menjadi hutan belantara. Melihat gelagat demikian, Prabu Kiansantang mengejar ayahnya. Beberapa kali Prabu Siliwangi terkejar dan berhadapan dengan Prabu Kiansantang yang langsung mendesak sang ayah dan para pengikutnya agar masuk Islam. Namun Prabu Siliwangi tetap menolak, malahan beliau lari ke daerah Garut Selatan ke salah satu pantai. Prabu Kiansantang menghadangnya di laut Kidul Garut, tetapi Prabu Siliwangi tetap tidak mau masuk agama Islam.
 

Dengan rasa menyesal Prabu Kiansantang terpaksa membendung jalan larinya sang ayah. Prabu Siliwangi masuk kedalam gua, yang sekarang disebut gua sancang Pameungpeuk. Prabu Kiansantang sudah berusaha ingin meng Islamkan ayahnya, tetapi Alloh tidak memberi taufiq dan hidayah kepada Prabu Siliwangi.
 

Prabu Kiansantang kembali ke Pajajaran, kemudian dia membangun kembali kerajaan sambil menyebarkan agama Islam ke pelosok-pelosok daerah, dibantu oleh saudagar arab sambil berdagang. Namun istana kerajaan yang diciptakan oleh Prabu Siliwangi tidak dirubah, dengan maksud pada akhir nanti anak cucu atau generasi muda akan tahu bahwa itu adalah peninggalan sejarah nenek moyangnya 
Sekarang lokasi istana itu disebut Kebun Raya Bogor.
( terimakasih telah ke blongg kami harap maklun jika banyak kekurangannya ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar